Chapter 19

12.6K 952 33
                                        

Aether Veins Arc

Sudah dua hari sejak malam yang mencekam itu. Dua hari sejak tubuhnya ditelan kegelapan, dan pikirannya diretas oleh bisikan-bisikan yang tak ia kenali. Namun saat kelopak matanya terbuka perlahan, semua yang ia lihat hanyalah langit-langit kamarnya di Kastil Leclair yang penuh ukiran magis berwarna biru lembut. Udara masih dingin, sunyi, tapi terasa sedikit lebih berat dari biasanya.

Seorang pelayan perempuan yang sedang mengganti air di vas bunga langsung menoleh kaget. Matanya membelalak sebelum ia buru-buru meletakkan vas itu dan membungkuk dalam-dalam dengan suara tercekat, "Nona... Anda akhirnya sadar."

Lysandra hanya bisa memandangi langit-langit kamar, mengedip pelan. Tubuhnya masih lemas seperti habis disedot dari dalam. 

Dua hari? pikirnya.

Beberapa saat kemudian, langkah tergesa terdengar di luar kamar. Pintu terbuka cepat, memperlihatkan sosok Sanzu yang langsung masuk dan mendekat dengan wajah tegas—tapi sorot matanya menyiratkan sedikit kekhawatiran.

"Lysandra, bagaimana perasaanmu?"

"Seperti dihantam bertubi-tubi oleh batu," gumam Lysandra pelan sambil memijit pelipisnya. "Apa yang... sebenarnya terjadi?"

Sanzu menghela napas berat sebelum duduk di sisi tempat tidur. "Segelmu... hampir retak. Seseorang mempengaruhi pikiranmu. Dravella hampir saja lepas kendali dan mencoba mengendalikan tubuhmu."

Lysandra langsung membeku. Dravella... Suara itu, bisikan mengerikan yang merambat seperti kabut dingin ke dalam pikirannya. Ia menggigit bibir. "Aku tidak ingat apa pun setelah berjalan keluar istana."

"Karena kau tak sadarkan diri setelah itu. Tapi... ada hal yang harus kau tahu." 

Sanzu tampak ragu sejenak, tapi kemudian melanjutkan kalimatnya, "Theodore membantu menetralkan sihirmu. Ia menggunakan sihir sucinya. Melalui resonansi."

Jantung Lysandra nyaris loncat dari tempatnya.

"Apa?" tanyanya hampir berbisik. "Resonansi?"

Sanzu mengangguk. "Sepertinya energi kalian saling selaras di momen itu. Entah bagaimana... itu bisa membuat segelmu stabil lagi."

Lysandra menoleh, menatap kosong pada cahaya matahari pagi yang masuk dari balik tirai.

Resonansi... dengan Theodore?

Lysandra mengerutkan kening. 

Itu tidak ada di novel. Yang kuingat Theodore memang karakter kuat dengan sihir suci, tapi tidak pernah ada plot resonansi seperti ini. Bahkan dengan sang heroine pun tidak. Apa ini bagian dari rute rahasia? Atau perubahan alur?

Lysandra menarik selimut pelan, menyembunyikan separuh wajahnya. Dalam hatinya, ia tahu ada yang mulai melenceng. Dan semakin banyak detail yang tidak ia ingat, semakin membuatnya yakin bahwa dia sudah terlalu jauh dari skrip asli novel ini. Ia terdiam cukup lama. Wajahnya tetap tenang, tapi matanya penuh kegelisahan yang tak ia ucapkan. Dalam hatinya, suara-suara itu masih membekas samar, seolah memanggil dari ujung kesadarannya yang lain.

"Di mana Lucifer?"

Sanzu menoleh. "Dia sedang dalam rapat darurat dengan para tetua penyihir."

The Villainess He Shouldn't LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang
OSZAR »