CUPS (COMPLETED)

By dheajengnovida

69.2K 6.5K 704

CUPS - Berkisah tentang Dheandra Apriliana, seorang selebgram sekaligus the most wanted girl di SMA Bima Sakt... More

1. Stalker & pecinta cogan
2. Taruhan
3. Salah paham
4. Kalah
5. Mulai pdkt
6. Doi cantik
7. Arka dibully
8. UKS
9. Balapan
10. Ke mall w/ Bisma
11. Ketemu Mike
12. Mall lagi
13. Berangkat bareng
14. Traktir ice cream
15. Lo cemburu?
16. Jadian?
17. Pacar pertama
18. Kafe Rios
19. Bersepeda w/ Arka
20. Dijodohin?
21. Kebun teh w/ Tama
22. Digendong Tama
23. Curhat ke Tama
24. Beli oleh-oleh
25. Dio
26. Bagi-bagi
27. Tama gila
28. Tama VS Fadlan
29. Arka mulai posesif
30. Ditembak Bisma
31. 4 mantan
32. Nobar film horor
33. Rumah Sella
34. Fadlan ngasih tau
35. Dinner w/ Arka
36. Cerita Mike
37. Sharina
38. Informasi soal Arka
39. Arkatama Putra Mahendra
40. Surabaya & Dava
41. Putus
42. Batal & pindah
43. Liburan ke Lombok
44. Dokter?
45. Dhea's sweet 17th
46. Kepergian Dhea
47. Sekampus w/ Dava
48. Ditembak Dava
49. Dijodohin lagi?
50. Dhea tunangan
51. Dhea & Arka bertemu
52. Kalian balikan?
53. Kecelakaan
54. Kata Erina & Sella
55. Amnesia
56. Minta cium?
57. Boleh pulang
58. Kedatangan Dava
59. Arka cupu
60. Kecelakaan lagi
62. Permintaan maaf
63. Lamaran

61. Terbongkar

1.1K 92 6
By dheajengnovida

Siap-siap karena di part ini kalian akan mengetahui fakta yang tidak terpikirkan oleh kalian 😉😉😉

♡♡♡

Keesokan harinya, setelah Dhea selesai sarapan, ia pergi ke ruang rawat Arka. Ya, kondisi Arka sudah membaik, tapi sampai sekarang ia belum juga sadarkan diri.

Satu jam kemudian. Dhea ke toilet sebentar. Saat ia kembali, ia melihat Arka mulai membuka mata.

"Arka!" pekik Dhea menghampiri Arka.

"Akhirnya lo sadar. Gue khawatir lo kenapa-napa, Ar," ucap Dhea setelah duduk kembali.

"Kamu dari tadi di sini?" tanya Arka.

"Iya. Gue kan mau nemenin lo," jawab Dhea tersenyum. "Oh ya, gue panggilin dokter bentar ya buat meriksa keadaan lo."

"Nggak usah, ntar aja. Btw, gimana keadaan kamu? Ada yang luka nggak?" tanya Arka.

"Nih, jidat gue agak memar, tapi nggak papa kok," jawab Dhea sambil menunjukkan memarnya.

"Ya ampun, sampe memar gitu! Maaf ya aku nggak bisa jagain kamu," ucap Arka.

"Nggak perlu minta maaf, kan lo yang udah nyelametin gue. Kalau bukan karena lo, pasti keadaan gue jauh dari kata baik. Dan asal lo tau, gara-gara kecelakaan kemarin, gue udah inget semuanya lho," balas Dhea.

"Oh ya? Berarti kamu udah inget dong siapa aku?"

"Iya. Lo Arka cowok cupu yang jadi pacar sekaligus mantan pertama gue kan?"

"Iya hehe. Kamu nggak marah kan sama aku?"

"Marah kenapa?"

"Karena kemarin aku nemuin kamu pakek dandanan cupu dan nggak ngasih tau kalau aku itu dokter Arka."

"Nggak papa, gue ngerti. Makasih ya selama ini lo udah ngerawat dan nemenin gue terus."

"Sama-sama."

"Yaudah, gue kabarin orang tua lo dulu ya."

"Emangnya mereka di mana?"

"Lagi di kantin, makan sama mama papa gue."

Karena tidak punya nomor orang tua Arka, jadi Dhea mengirim pesan ke nomor mamanya.

♡♡♡

"Tunangan kamu mana?" tanya Arka tiba-tiba.

"Dava?" tanya Dhea memastikan.

"Ya iya, siapa lagi. Dia nggak jengukin kamu?"

"Nggak tau. Dia nggak ada kabar."

"Boleh nggak sih kalau aku rebut kamu dari Dava?"

Dhea membulatkan matanya. "Hah? Lo mau rebut gue?" tanyanya memastikan tidak salah mendengar.

"Iya."

"Kenapa?"

"Karena aku cinta sama kamu dan aku ngerasa Dava nggak bener-bener cinta sama kamu. Buktinya, saat kamu sakit, dia nggak pernah jengukin kan? Lagipula aku udah tau fakta sebenernya kok."

"Fakta apa?"

"Kata temen-temen kamu ...."

Arka menceritakan apa yang pernah Erina dan Sella katakan padanya saat Dhea masih koma.

"Sialan! Jadi mereka bocorin semuanya ke lo?" marah Dhea.

"Nggak boleh ngumpat," ucap Arka mengingatkan.

"Bodoamat," acuh Dhea.

"Kalau aku bilang mamanya Dava nggak beneran sakit gimana?" tanya Arka.

"Maksud lo sakitnya bohongan gitu?" tanya Dhea.

"Iya."

"Emang lo ada bukti? Kalau ada, mungkin gue bisa percaya."

"Ada kok."

"Apa buktinya?"

"Nanti aku tunjukkin. Buktinya ada di ruangan aku."

"Yaudah, ntar aja kalau lo udah sembuh."

♡♡♡

Ceklek.. Datanglah kedua orang tua Dhea dan Arka.

"Tama! Akhirnya kamu sadar juga," senang Shinta.

"Iya, Ma. Alhamdulillah," balas Arka.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Mahendra.

"Udah mendingan, Pa."

"Semoga kamu cepet sembuh ya, Ar," ucap Dhevi.

Walaupun Dhea tidak amnesia lagi, tapi karena sudah kebiasaan, jadi Dhevi dan Candra tetap memanggil Arka dengan nama Arka, bukan Tama lagi.

"Makasih, Tan," ucap Arka.

"Kita yang harusnya bilang makasih karena kamu udah nyelametin Dhea dan malah ngorbanin keselamatan kamu sendiri," sahut Candra.

"Nggak papa kok, Om. Saya ikhlas berkorban demi Dhea," balas Arka.

"Kamu juga harus bilang makasih ke Dhea karena dia yang udah donorin darah buat kamu," ucap Shinta.

"Iya, Mama bener. Kalau kamu nggak dapet darah secepetnya, bisa-bisa nyawa kamu dalam bahaya," tambah Mahendra.

"Bener kamu yang donorin darah buat aku?" tanya Arka memastikan.

"Iya," jawab Dhea.

"Makasih banyak ya," ucap Arka tersenyum.

"Sama-sama. Makasih juga ya," balas Dhea ikut tersenyum.

♡♡♡

Ceklek.. Pintu terbuka dan kali ini yang datang adalah Dava.

"Dhea!" panggil Dava menghampiri tunangannya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Dhea dengan ketus.

"Aku mau jengukin kamu. Semalem kata tante Dhevi kamu kecelakaan ya? Gimana keadaan kamu? Kamu baik-baik aja kan?"

"Gue baik. Kok lo tau gue ada di ruangan sini?"

"Iya. Tadi aku ke ruangan kamu, tapi kamunya nggak ada. Terus aku nanya suster, katanya kamu lagi di sini. Yaudah aku susulin aja."

"Kenapa kamu baru ke sini?" tanya Dhevi dengan nada tidak seramah biasanya.

"Semalem saya sibuk, Tan," jawab Dava.

"Sesibuk apapun itu, harusnya kamu nyempetin waktu buat jenguk Dhea. Dia itu tunangan kamu dan kemarin dia habis kecelakaan. Tapi lagi-lagi kamu malah nggak ada kabar dan baru ke sini sekarang di saat kondisinya udah baik-baik aja," marah Candra.

"Maaf, Om," ucap Dava menunduk.

"Udah Pa, jangan bikin keributan di sini! Kasian Arka baru aja sadar," ucap Dhea menengahi.

"Oh iya. Maafin om ya, Ar," ucap Candra merasa tidak enak.

"Nggak papa, Om," balas Arka.

"Makasih, Dhe," ucap Dava.

"Buat?" tanya Dhea.

"Kamu udah belain aku," jawab Dava.

Dhea tertawa sinis. "Pede amat lo! Siapa juga yang belain lo? Orang gue ngelakuin itu demi Arka kok."

Seketika Dava merasa malu. Ia sudah menyalahartikan sikap Dhea barusan.

♡♡♡

Ceklek.. Lagi-lagi pintu terbuka.

"Pagi semua," sapa dua orang bersamaan.

"Mama! Papa! Kalian ngapain ke sini?" tanya Dava.

Ya, dua orang yang baru datang adalah Riki dan Melisa.

"Kita mau jengukin Dheandra," jawab Riki.

"Gimana keadaan kamu, Dhe?" tanya Melisa.

"Baik, Tan. Tante gimana? Udah sembuh?" tanya Dhea balik.

"Loh emangnya lo sakit, Mel?" tanya Dhevi.

"Gue nggak papa kok. Mungkin Dhea salah ngomong," jawab Melisa.

"Saya nggak salah ngomong kok. Kan waktu itu Tante sendiri yang bilang kalau Tante sakit. Iya kan?" sahut Dhea.

"Kamu udah inget semuanya?" kaget Melisa.

"Udah," jawab Dhea.

"Berarti kamu udah inget sama aku?" tanya Dava.

"Heem."

"Akhirnya ingatan kamu kembali," senang Dava.

Tiba-tiba terdengar suara deringan handphone.

"Tama, handphone kamu bunyi nih," ucap Shinta memberikan hp tersebut pada Arka.

Arka melihat siapa yang menelepon, baru setelah itu ia mengangkatnya.

Kalau kalian bertanya, bagaimana ceritanya handphone Arka bisa baik-baik saja padahal si pemilik habis kecelakaan parah?

Ingatlah bahwa Arka mempunyai handphone lebih dari satu.

♡♡♡

"Halo."

...

"Langsung ke ruang rawat gue. Tapi sebelum itu tolong ke ruang kerja gue dulu. Ambilin map warna putih yang di atas nakas."

...

"Oke, thanks."

♡♡♡

"Nih, Ma!" Arka mengembalikan hpnya.

"Siapa, Tam?" tanya Shinta menerima hp tersebut.

"Temen, Ma," jawab Arka.

♡♡♡

"Balik ke ruangan kamu yuk, Dhe! Kamu kan harus banyak-banyak istirahat," ajak Dava.

"Gue mau di sini nemenin Arka," balas Dhea.

"Ngapain kamu nemenin dia? Kan udah ada keluarganya."

"Terserah gue lah."

"Jangan-jangan kamu suka sama dia?"

"None of your business!"

"Tapi aku kan-"

Belum sempat Dava melanjutkan ucapannya, tiba-tiba pintu kembali terbuka. Kali ini memunculkan dua sosok lelaki berpakaian formal.

"Selamat pagi," sapa keduanya.

"Fadlan? Bimo?" pekik Dhea.

"Hai, Dhe. Gimana keadaan lo?" tanya Fadlan.

"Seperti yang lo liat, gue udah mendingan," jawab Dhea.

"Semoga cepet sembuh ya," ucap Bimo.

"Thanks, Bim. Kalian ngapain ke sini? Mau jenguk Arka?" tanya Dhea.

"Iya, kita mau jenguk sekaligus ngasih laporan ke Arka," jawab Fadlan.

"Laporan apa?" tanya Dhea tidak mengerti.

"Udah bawa yang gue suruh?" tanya Arka.

"Udah. Map ini kan?" tanya Bimo menunjukkan map tersebut.

"Iya. Siniin mapnya!"

Bimo menyerahkan map pada Arka.

"Baca, Dhe!" suruh Arka menyodorkan map pada Dhea.

"Ini apa?" tanya Dhea menerimanya.

"Baca aja. Ntar kamu juga tau," jawab Arka.

Dhea segera membacanya. Ia terkejut ketika mengetahui fakta yang diberikan oleh Arka.

"Jadi Tante bohongin saya? Tante cuma sakit maag, bukan kanker darah stadium akhir?" tanya Dhea pada Melisa.

"Maksud kamu apa? Tante nggak bohongin kamu," balas Melisa.

"Ini buktinya. Masih mau ngelak hah?" Dhea menunjukkan isi map pada Melisa.

"Ini pasti bukti palsu," ucap Melisa.

"Itu real dari rumah sakit, jadi nggak mungkin palsu," sahut Arka.

"Kenapa tante tega bohongin saya?" tanya Dhea.

"Maafin tante. Tante cuma pengen kamu nerima perjodohan ini dan mau tunangan sama Dava," jawab Melisa.

"Dava sama Om tau soal ini?" tanya Dhea.

"Maaf, Dhe," ucap Dava.

"Dasar penipu! Bisa-bisanya kalian bohong demi perjodohan ini," marah Dhea.

"Ini ada apa, Dhe? Mama nggak ngerti sama sekali," tanya Dhevi.

"Sebenernya aku terpaksa nerima perjodohan ini karena Tante bilang dia kena kanker darah stadium akhir dan umurnya nggak lama lagi. Tapi ternyata itu cuma rekayasa mereka buat nipu aku," jelas Dhea.

"Bisa-bisanya kalian nipu anak gue," ucap Dhevi terlihat marah.

"Gue nggak nyangka kalian selicik itu. Bisa-bisa menghalalkan segala cara biar Dhea mau nerima Dava," ucap Candra ikutan marah.

"Kita minta maaf," ucap Riki dan Melisa.

"Mulai detik ini juga, gue batalin pertunangan dan perjodohan sialan ini," tegas Dhea.

"Nggak. Kamu nggak boleh batalin ini semua," ucap Dava.

"Kenapa nggak boleh? Ya terserah gue lah."

"Karena aku cinta sama kamu. Jadi please, kita lanjutin ini semua ya! Jangan dibatalin!"

"Cintanya sama Dhea, tapi kok malah tidur sama cewek lain sih?" sindir Fadlan.

"Maksud lo apa? Lo nuduh gue selingkuh hah?" tanya Dava tersulut emosi.

"Kamu jangan asal fitnah anak saya! Saya bisa tuntut kamu ke jalur hukum," seru Melisa tidak terima.

"Kalau kita punya buktinya, apa itu bisa dibilang fitnah?" tanya Bimo.

"Bukti apa yang kalian maksud?" tanya Arka.

"Nggak papa nih kalau kita bongkar di sini?" tanya Fadlan memastikan.

"Nggak papa. Mereka berhak tau yang sebenernya," jawab Arka.

"Bentar-bentar! Ini sebenernya ada apa sih?" bingung Dhea.

"Gini, Dhe. Jadi gue sama Fadlan adalah detektif swasta dan kita lagi kerja sama Arka. Dia nyuruh kita buat nyari tau penyebab lo kecelakaan," jawab Bimo.

"Dan tadi kita juga nyari penyebab Arka kecelakaan tanpa sepengetahuan Arka," tambah Fadlan.

"Jadi kalian udah tau penyebabnya apa?" tanya Arka.

"Udah dong," jawab Fadlan dan Bimo.

"Buruan kasih tau sekarang, Dlan, Bim! Gue udah penasaran nih," suruh Dhea.

"Penyebab kecelakaan Dhea dan Arka adalah orang yang sama. Dia sengaja bikin rem mobil Dhea blong biar Dhea kecelakaan. Dia emang pengen Dhea meninggal. Tapi nyatanya Dhea selamat walaupun lupa ingatan. Nah, karena si pelaku ini belum puas, makanya kemarin dia berencana nabrak Dhea, tapi yang kena malah Arka," jelas Fadlan.

"Kalian mau tau si pelaku itu siapa?" tanya Bimo.

"Siapa?" tanya Dhea, Arka, dan keluarga mereka.

"Anne," jawab Fadlan dan Bimo bersamaan.

"Anne temen kuliah gue?" tanya Dhea memastikan.

"Betul," jawab Bimo.

"Kenapa Anne mau nyelakain gue? Gue ada salah apa sama dia? Padahal selama ini hubungan kita baik-baik aja," heran Dhea.

"Anne cemburu sama lo," jawab Bimo.

"Cemburu kenapa?" tanya Dhea.

"Anne cinta sama Dava, tapi Dava cintanya sama lo."

"Hah? Anne cinta sama Dava? Masa sih? Dia kok nggak pernah bilang ke gue?"

"Itu karena dia takut lo tersinggung. Dia sebenernya orang baik. Dia relain Dava buat lo. Tapi kejadian 3 hari sebelum pertunangan lo yang udah bikin Anne berubah jadi jahat."

"Kejadian apa?"

"Lo tanya langsung sama tunangan lo. Mungkin dia bisa jawab."

"Maksud lo apa? Gue nggak tau apa-apa soal Anne," bantah Dava.

"Yakin nggak tau?" tanya Bimo.

"Yakin," jawab Dava.

"Terus kejadian di club itu apa dong?" tanya Fadlan.

"Club? Maksudnya apa, Dav? Apa yang udah lo lakuin sama Anne sampe dia jahat sama gue?" tanya Dhea. "Jawab gue, Dava! Jangan diem aja!" seru Dhea karena Dava tak kunjung bersuara.

"Maafin aku, Dhe. Semuanya terjadi tanpa aku sengaja," ucap Dava.

"Jelasin semuanya!" suruh Dhea.

"Waktu itu, temen aku ngerayain ulang tahun di club. Tadinya aku mau ngajak kamu tapi karena aku tau kamu pasti nolak, jadinya aku pergi sendiri. Aku terlalu banyak minum sampe aku mabuk. Pas udah setengah sadar, tiba-tiba ada cewek nyamperin aku dan ternyata itu Anne. Dia berniat nganterin aku pulang karena nggak mungkin aku pulang sendirian. Terus tiba-tiba aku malah ngajak dia ke room dan kamu bisa nebak kelanjutannya gimana. Besok paginya, Anne minta aku tanggung jawab karena dia takut akan hamil di luar nikah. Tapi aku bilang, aku nggak akan pernah mau tanggung jawab karena aku akan tunangan sama kamu. Terus dia bilang kalau dia bakal bikin perhitungan sama kamu. Tapi aku nggak nyangka kalau dia bisa senekat itu. Maafin aku, Dhe. Gara-gara aku, dua kali kamu hampir meninggal," jelas Dava.

Mendengar itu semua membuat Dhea menangis. Bukan karena ia cemburu atau sakit hati sama Dava, melainkan ia kasihan pada Anne.

"Hikshiks ... kenapa lo tega sama Anne, Dav? Dia cewek baik-baik. Harusnya lo berani berbuat berani bertanggung jawab. Lo harus nikahin Anne! Gue nggak mau tau hikshiks ...."

"Tapi aku nggak cinta sama Anne. Aku cintanya sama kamu dan aku maunya cuma nikah sama kamu."

"Gue nggak cinta sama lo dan gue nggak mau nikah sama lo."

"Apa kamu cinta sama dia?" tanya Dava menunjuk Arka.

"Bukan urusan lo. Sekarang lo pergi dari sini dan temuin Anne buat minta maaf dan tanggung jawab sama dia!"

"Tapi Dhe-"

"PERGI, DAV!!!" teriak Dhea.

"Oke, aku bakal nemuin Anne. Sekali lagi aku minta maaf ya. Ayo, Ma, Pa, kita pergi!" ucap Dava.

"Kita juga minta maaf," ucap Riki dan Melisa.

"Permisi!" pamit Dava sekeluarga.

♡♡♡

Pic Dava & Anne

Anggep aja itu pas mereka lagi di room club

Continue Reading

You'll Also Like

16.4K 532 54
Memang benar, masa SMA itu masa yang paling indah. Masa dimana kita mulai mengenal apa arti cinta sesungguhnya. Ayra selalu menanamkan pada pikirann...
16.1K 2.3K 50
✨ Dheana dan 3 lelaki tampan ✨ *** Dheana memasuki perkuliahan semester 3. Kali ini ia terlibat masalah percintaan dengan 3 lelaki sekaligus. Mereka...
23.8K 2.2K 39
Karena cinta harus saling percaya 💙 Setelah mendapatkan cinta Iqbaal dan dilamarnya pula, bukan berarti perjalanan cinta Dheana ke depannya akan sel...
64.9K 4.2K 75
Irisa hanya ingin merasakan kehidupan masa SMA pada umumnya, bersenang-senang bersama teman-teman, belajar, hingga adanya cinta monyet, tapi sayangny...
OSZAR »